Selasa, 10 September 2013

tugas 1 EKOPAR



1.                  Apa saja komponen-komponen Neraca Pembayaran ?

Neraca pembayaran (balance of payment) merupakan suatu catatan yang sistimatis mengenai hubungan perekonomian antara suatu negara dengan negara-negara lainnya dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah, serta transaksi keuangan. Neraca pembayaran dibuat berdasarkan tujuan memperlihatkan hubungan perekonomian antara sebuah negara dengan negara lainnya.
Neraca pembayaran luar negeri suatu negara terdiri atas beberapa komponen, yaitu:
Transaksi Berjalan
Transaksi berjalan atau neraca lancar merupakan gambaran ringkas mengenai nilai transaksi baran dan jasa suatu negara dalam kurun waktu satu tahun. Neraca lancar terdiri atas:
1.      Neraca Perdagangan. Digunakan untuk mencatat nilai transaksi ekspor dan impor barang selama satu periode. Ekspor barang dicatat dalam transaksi kredit, sementara impor barang dicatat dalam transaksi debit. apabila ekspor melebih impor, negara tersebut mempunyai surplus neraca perdagangan atau mempunyai saldo positif dalam investasi luar negeri. sebaliknya jika impor melebihi ekspor, negara tersebut mempunyai defisit neraca perdagangan atau memperoleh pengurangan investasi luar negeri.
2.      Neraca Jasa. Neraca jasa merupakan kegiatan jasa yang diselenggarakan suatu negara untuk luar negeri serta yang diterimanya dari luar negeri. nilai kegiatan jasa meliputi jasa pengangkutan, asuransi, perantara perdagangan, perbankan, serta pariwisata.
3.      Neraca non-balas jasa (transfer payment). Neraca ini digunakan untuk mencatat transaksi yang bukan merupakan balas jasa. Sebagai contoh, apabila Indonesia memberikan atau menerima hibah, maka akan dicatat dalam neraca non-balas jasa.
Neraca Modal
Neraca modal merupakan neraca yang digunakan untuk mencatat semua penerimaan dan pembayaran, seperti bunga, dividen, upah tenaga kerja asing, serta hadiah (grants).
Neraca Penyeimbang
Neraca penyeimbang merupakan rekening penyeimbang atas transaksi berjalan yang mengalami surplus maupun defisit. Dengan adanya rekening penyeimbang ini, jumlah total nilai sebelah kredit dan debit dari neraca pembayaran akan sama.
Selisih Perhitungan
Adanya ketidaklengkapan informasi dan atau transaksi yang tidak tercatat menyebabkan saldo neraca pembayaran tidak sama. Transaksi yang tidak tercatat akan dimasukkan ke dalam bagian selisih perhitungan.

2.         Sebutkan akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kegiatan pariwisata terhadap Neraca Pembayaran suatu negara ?
Neraca pmebayaran terdiri dari beberapa unsur pokok yang mewakili setiap sektor perekonomian yang terdapat di sebuah negara. Setiap unsur ini akan menjadi sebuah neraca perdagang (Balance of Trade) antara negara yang bersangkutan dengan negara yang lain.

Pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi yang menyumbang devisa terbesar setelah sektor minyak dan gas bumi. Neraca perdagangan yang terkait dengan seluruh kegiatan pariwisata di suatu negara disebut dengan Neraca Wisatawan (The Balance of Tourist) atau sering juga disebut sebagai The Tourist Balance.

Secara definitif, neraca wisatawan adalah keseimbangan antara jumlah wisatawan yang masuk ke suatu negara dan jumlah wisatawan yang pergi ke luar negara tersebut beserta seluruh akibat yang ditimbulkannya. Hal ini tentu memberikan pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung yang berakibat baik maupun buruk bagi keseimbangan pembayaran sebuah negara.

Secara garis besar ada empat akibat yang mungkin terjadi dari kegiatan pariwisata ini terhadap neraca pembayaran suatu negara. Keempat hal tersebut adalah sebagai berikut:
1.                  Pariwisata menurunkan defisit yang dialami negara
2.                  Pariwisata menurunkan surplus pemabyaran negara
3.                  Pariwisata menambah jumlah surplus neraca pembayaran negara
4.                  Pariwisata menambah defisit yang dialami negara

3.         Apa saran anda mengenai tindakan yang perlu diambil untuk mengurangi defisit Neraca Wisatawan
Keadaan defisit pada neraca wisatawan secara teoritis dapat ditanggulangi dengan cara mengusahakan terciptanya keseimbangan dan, apabila memungkinkan, terciptanya kondisi surplus. Defisit neraca wisatawan dapat terlihat secara nyata disebabkan oleh lebih banyak jumlah wisatawan daari negaranya yang berwisata ke luar negeri dibandingkan dengan jumlah wisatawan asing datang berwisata ke negaranya. Cara yang ditempuh kebanyakan negara adalah meningkatkan in going tourist dan menghambat meningkatnya out going tourist bagi penduduk warga negaranya.

Hal tersebut memang cara yang ampuh untuk menanggulanginya. Namun, pertanyaan yang muncul berikutnya adalah bagaimana cara untuk menghambat meningkatnya jumlah out going tourist?

                       Indonesia merupakan negara dengan pesona wisata yang luar biasa. Segala jenis wisata tersedia lengkap di sini mulai dari wisata budaya, wisata petualang, hingga wisata belanja serta wisata spa. Namun jumlah wisatawan yang berasal dari Indonesia lebih menyukai berwisata ke luar negeri. Hal ini disebabkan harga tiket yang relatif lebih murah apabila ke luar negeri dibanding ke dalam negeri, seperti Jakarta-Thailand dibandingkan dengan Jakarta-Makassar.

Selain itu juga minimnya promosi wisata dalam negeri. Seperti yang kita tahu bahwa masyarakat Indonesia sudah bergantung kepadagadget seperti televisi, handphone, tablet, serta laptop. Demand akan kebutuhan informasi melalui media elektronik seperti ini terus meningkat. Namun, minimnya iklan-iklan mengenai daerah tujuan wisata di Indonesia patut untuk disayangkan. Padahal peluang untuk menerobos masuk melalui media elektronik ini merupakan suatu peluang yang sangat sayang untuk dilewatkan. Mirisnya lebih banyak iklan produk luar negeri dan paket wisata ke luar negeri yang marak bertebaran di media elektronik tersebut, seperti iklan promo tiket pesawat maskapai penerbanganAirAsia ke Thailand.

Pihak insan pariwisata harus lebih memperkuat ikatan dengan pers dan dunia periklanan. Karena menurut saya, media periklanan melalui elektronik akan lebih efektif karena media tersebut sudah seperti oksigen bagi masyarakat kita, "gak bisa hidup kalau gak buka internet".

Tidak hanya satu sisi, kita juga harus melihat sisi wisatawan mancanegara yang datang. Meski kita berusaha meningkatkan jumlah perputaran wisatawan nusantara, namun tak bisa dipungkiri bahwa pasti ada penduduk Indonesia yang berwisata ke luar negeri. Apabila insan pariwisata hanya berfokus pada meningkatkan jumlah wisatawan nusantara namun tidak memperhatikan jumlah kedatangan wisatawan mancanegara, hal tersebut tidak akan berjalan efektif untuk mengurangi defisit neraca wisatawan bahkan bisa dikatakan mustahil untuk menciptakan surplus neaca wisatawan.

Kembali saya menyarankan insan pariwisata Indonesia harus lebih meningkatkan sisi promosi, diikuti dengan peningkatan kualitas pelayanan dan fasilitas serta saran dan prasana di daerah tujuan wisata di Indonesia. Untuk hal promosi, kita boleh berguru pada negara tetangga, Malaysia, yang jeli melihat peluang. Mengapa saya katakan seperti itu? Sebagai contoh, Malaysia merupakan sponsor Liga Inggris, ajang sepak bola bergengsi yang ditonton penggila bola seluruh dunia. Disetiap siaran langsung pertandingan tersebut, terdapat umbul-umbul atau banner "Visit Malaysia Truly Asia". Ketika commercial break, diputarkan iklan pariwisata Malaysia. Ketika hal tersebut berlangsung, milyaran mata dari seluruh penjuru dunia melihat iklan tersebut, dan disiarkan ketika pertandingan bergengsi internasional berlangsung. Hal ini tentu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap jumalah wisatawan mancanegara yang datang ke Malaysia. Indonesia seharusnya lebih berani untuk menyajikan iklan-iklan pariwisata di dunia internasional dengan memperhatikan faktor timing, sehingga iklan-iklan tersebut muncul pada saat prime time dan dapat memberikan imbas yang signifikan.

5.      Carilah masing-masing sebuah contoh dari Neraca Pembayaran dan atau Neraca Wisatawan, lalu         buatlah pendapat atas neraca-neraca tersebut ?



·         Pada Transaksi Berjalan di Triwulan ketiga dan keempat mengalami defisit yang masing-masing sejumlah -564$ dan -350$ .

    ·         Pada Transaksi Modal dan Keuangan di Triwulan ketiga mengalami surplus sebesar 509$ dan di triwulan keempat defisit 4.234$

    ·         Total dari dua hal diatas dapat dilihat di triwulan ketiga dan keempat sama-sama mengalami defisit sebanyak  55$  dan  4.584$

    ·         Pada bagian net errors and omission terlihat di triwulan ketiga mengalami defisit 55$ dan ditriwulan keempat mengalami tidak adanya pemasukan

    ·         Di bagian overall balance juga mengalami defisit di triwulan ketiga dan keempat masing-masing sebesar 89$ dan 4.584$

    ·         Cadangan devisa keseluruhan mengalami surplus di triwulan ketiga sebesar 57.108$ dan di triwulan keempat sebesar 51.011$

1 komentar: